17
Agustus 2014, hari ini tepat 69 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan dari penjajah begitu kami rasakan
hari ini, kami berjuang membantu proses pembangunan kantin sehat yang merupakan
program vital kami dalam KKN Posdaya 2014. Hari ini adalah hari kedua kami “nguli” agar proses pembangunan dapat
dipercepat dan selesai sesuai target awal. Ya, inilah kegiatan kami sekaligus
memperingati hari kemerdekaan bangsa, berikut kami mengulas rangkaian kegiatan
kami pada Minggu, 17 Agustus 2014.
Hari
kedua, jam 8 pagi kami berkumpul di base
camp Sapta Posdaya untuk preparing.
Kami merencanakan hari ini melemburkan tukang yang bertugas membangun kantin
kami dengan konsekuensi kami juga harus turun tangan membantu proses
pembangunan hingga malam hari. Ketika kami akan berangkat menuju lokasi
pembangunan kantin, kami dipertemukan kembali dengan kendala yang dapat
menghambat proses pembangunan kantin. Kami mendapat kabar dari toko bangunan
yang telah ditunjuk oleh si pemborong kami bahwa pasir yang kami pesan sehari
sebelumnya batal dikirim karena lokasi penambangan ditutup, akibatnya kami
harus memutar akal. Sama dengan kemarin, kendala kami masih di material pasir,
hanya bedanya kemarin kami mendapat bantuan dari pihak sekolah yang mengizinkan
kami menggunakan pasir milik sekolah untuk sementara waktu, dan sekarang tidak
ada lagi pasir milik sekolah yang dapat kami gunakan. Akhirnya kami
berinisiatif untuk membeli pasir sebanyak satu pick-up dari toko bangunan lain
yang ready stock, otomatis dengan
harga yang lebih tinggi pula.
Jam
9 pagi, kami bersiap mencurahkan tenaga
yang kami miliki untuk membantu “nguli”.
Namun kami akan mengalami satu hambatan lagi, air yang kemarin kami ambil dari
kamar mandi sekolah sudah hampir habis, kami memeriksa apakah bak mandi dalam
kamar mandi sekolah masih berisi air. Ternyata hasilnya nihil, air di bak mandi
sama sekali tidak ada. Kami pun mencoba menghubungi bpk. Bisri S.Pd, salah satu
guru SDN Boro yang kebetulan berdomisili paling dekat dengan lokasi KKN kami
untuk mengutarakan kendala kami pada air. Pak Bisri kemudian menghubungi tukang
kebun SDN Boro, sebab beliau lah yang membawa kunci ruangan-ruangan sekolah.
Kami pun menunggu kedatangan tukang kebun yang akan membukakan ruang guru dimana
saklar pompa air berada. Namun hingga menjelang siang, sekitar jam 10.45 tukang
kebun tidak juga datang. Barulah setengah jam kemudian pak bisri datang,
ternyata tukang kebun ada urusan keluarga yang mengharuskan beliau keluar kota.
Akhirnya jalan kami pun buntu sebelum ada salah seorang warga tetangga
lingkungan sekolah yang menawarkan bantuan. Kami pun menerima tawaran itu,
akhirnya kami menggunakan pompa air warga yang tempat tinggalnya tepat
disamping lokasi pembangunan kantin kami.
Baru
sebentar kami bekerja, adzan dzuhur mulai berkumandang. Kami pun berhenti
beraktifitas untuk menunaikan sholat dzuhur berjamaah, sementara tukang kami
juga break. Setelah kami kembali,
kami berkumpul bersama untuk makan siang. Sajian sederhana yang dibeli oleh Gifayatun
Hazar dan Erricha Paramitha terasa semakin nikmat karena suasana kekeluargaan
yang kami rasakan. Usai break kami
melanjutkan pekerjaan yang belum selesai hingga memasuki waktu ashar. Setelah
sholat ashar kami menghentikan aktifitas kami di pembangunan dan beralih dalam
kegiatan lain (baca : kemeriahan lomba
bersama karang taruna).
Tak
terasa, adzan maghrib berkumandang. Hari berlalu begitu cepat dirasa. Kami pun
menunaikan sholat maghrib bersama-sama sebelum melanjutkan nguli hingga jam 9 malam. Setelah itu kami kembali ke basecamp untuk mempersiapkan kegiatan
berikutnya yang telah tercatat dalam daftar agenda kegiatan KKN Sapta Posdaya.
Sekian
serangkaian kegiatan Sapta Posdaya yang dapat kami deskripsikan secara singkat
sebagai laporan hasil kegiatan melalui blog ini. Kami mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah berkenan memberikan bantuan, terutama kepada
ibu Warsini, warga lingkungan sekolah yang memberikan bantuan air sehingga
memudahkan kami mengakses air yang notabene adalah bahan yang cukup vital,
ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Bpk Bisri S.Pd serta bapak dan
ibu guru yang selalu memantau dan mendukung kegiatan-kegiatan kami yang telah
berjalan, sedang berjalan dan akan berjalan dimasa yang akan datang. Untuk
pembaca, kami selalu mengharapkan kritik, saran, atau komentar yang membangun
guna perbaikan penulisan dan post Sapta Posdaya dikemudian waktu. Akhir kata
kami mengucapkan Salam Sapta !! saatnya kita berkarya... wassalamualaikum warohmah
wabarokah.
Foto-foto terkait :
0 komentar
Posting Komentar