Sabtu - Minggu, 27-28 September 2014.
Assalamualaikum warohmah wabarokah. Salam Sapta !!
Saatnya Berkarya !!
Pada kesempatan kali
ini, kami kembali akan memposting hasil kegiatan kami yang akan kami sajikan
secara deskriptif dalam bentuk narasi sebagai pelaporan rutin mengenai apa saja
yang kami kerjakan dilapangan, narasi ini kami buat berdasar kegiatan riil yang
telah terlaksana dan dapat dipertanggung jawabkan.
Setiap ada pertemuan
pasti ada perpisahan meskipun hati tak menginginkan, mungkin kalimat ini dapat
mewakili perasaan kami ketika menyadari waktu kami untuk mengabdi akan segera
berakhir, rasanya baru kemarin kami melakukan observasi lokasi KKN dan mengurus
perizinan tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kegiatan yang berlangsung
selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu tanggal 27-28 September 2014 ini
merupakan kegiatan terakhir kami dalam KKN 2014 mengingat waktu KKN berakhir
dalam akhir bulan ini, kegiatan yang bertajuk perkemahan Sabtu Minggu (persami)
menjadi pilihan kami sebagai moment
perpisahan mahasiswa KKN UMSIDA, Sapta Posdaya dengan warga sekolah. Berikut
penjelasan lebih lanjutnya :
Sabtu, 27 September 2014.
Pagi-pagi sekitar pukul
6.00 wib, kami berangkat dari rumah masing-masing menuju lokasi KKN kami, SDN
Boro No.523 untuk mempersiapkan upacara pembukaan perkemahan Sabtu Minggu (persami).
Ya, kami bersama pembina pramuka SDN Boro, bpk Hasan Bisri S.Pd
menyelenggarakan kegiatan persami sebagai tanda kembali hidupnya kegiatan
pramuka semenjak SDN Boro terpilih menjadi pemenang lomba gugus se kecamatan
Tanggulangin. Dengan mengenakan atribut
KKN kami menyiapkan seluruh regu yang akan mengikuti persami menuju lapangan
upacara, kegiatan persami ini diikuti oleh delapan regu, empat regu putra dan
empat regu putri yang terdiri dari dua kelas yakni kelas 5 dan kelas 6, delapan
regu tersebut antara lain regu elang yang dipimpin oleh adik M.Hamza, regu
banteng yang dipimpin adik Reyhan, regu semut yang dipimpin oleh adik Rifki,
regu kobra yang dipimpin oleh adik Rizky, regu kenanga yang dipimpin oleh adik
Agnes, regu Kamboja yang dipimpin oleh adik Aulia, regu sedap malam yang
dipimpin oleh adik Nanda, dan regu melati yang dipimpin adik Fitra.
Upacara dimulai sekitar
pukul 7.00, dipimpin oleh adik M.Hamza dan pembina upacara bpk Drs.H.M.Ismanu.
Seluruh pimpinan regu menyiapkan pasukannya, upacara berlangsung dengan khidmat
selama 30 menit. Setelah adik Hamza membubarkan upacara, kami sebagai kakak
pembina mengarahkan adik-adik penggalang untuk mengikuti kegiatan selanjutnya
yang telah tersusun dalam rundown
acara yakni mendirikan tenda.
Masing-masing dari anggota kami membantu mereka
mendirikan tenda setelah terlebih dahulu diperagakan oleh pak Bisri, rekan kami
Anggayana SP membantu regu banteng, Agus Aprianto membantu regu kobra, Wahyu
Rian Hidayat membantu regu elang, Miftakhul Huda membantu regu Semut, sedangkan
Laili Ratnawati dan Fanida Ika membantu regu kamboja, kenanga, melati dan sedap
malam. Sangat sulit memang mendirikan tenda karena memang kami tidak terbiasa,
apa yang diajarkan saat kami pramuka di sekolah dulu tak lagi kami ingat, kami
pun sedikit banyak mengalami kesulitan dalam proses pendirian tenda. Beruntung
adik-adik penggalang cepat tanggap, mereka sangat kompak dalam segala hal,
termasuk dalam hal ini mereka sangat cekatan, tak membutuhkan waktu lama tenda
pun berdiri berjajar sangat rapih, lalu mereka mendirikan tiang bendera regu
didepan tenda masing-masing dan menata barang-barang bawaan mereka ke dalam
tenda. Setelah itu mereka diberi waktu untuk istirahat sejenak, beberapa saat
kemudian datang beberapa alumni SDN Boro yang dulunya juga penggalang pramuka
untuk turut andil dalam kegiatan persami kali ini, mereka ditugasi untuk
menjadi penegak pramuka.
Selama istirahat, kami
di briefing mengenai kegiatan
selanjutnya yakni kegiatan pembekalan materi mengenai sejarah pramuka dan
kemudian masing-masing regu diwajibkan untuk mengumpulkan resume sebagai tes kepahaman, seberapa mereka mengerti dan paham
tentang materi yang kami beri. Ketika sirine
dibunyikan, masing-masing dari kami memegang satu regu dan langsung memberikan
materi, ternyata adik-adik penggalang banyak memahami materi yang kami beri,
misalnya regu banteng yang dipandu oleh rekan kami Anggayana SP, “siapakah
pendiri pramuka ?” ketika pertanyaan tersebut terlontar, setidaknya enam dari
sebelas anggota regu banteng bisa menjawab “Baden Powell” teriak mereka hampir
bersamaan dengan suara lantang. Setelah masing-masing pimpinan regu menulis resume diselembar kertas yang kami
sediakan, mereka langsung kami izinkan untuk ISHOMA (Istirahat SHOlat MAkan).
Terlebih dahulu mereka sholat dzuhur karena memang adzan sudah berumandang lima
menit yang lalu, sedangkan kami bertugas untuk menerima dan mencatat makanan
kiriman orang tua adik-adik yang diserahkan di kesekertariatan. Menurut salah
satu wali murid, beliau mengatakan menu yang dibawakan cukup sederhana dan
simpel, namun ada keunikan tersendiri, yakni wajib ada lauk tempe yang dipotong
sepanjang 10 cm dan lebar 5 cm. “memang wajib seperti itu” ungkap pak Bisri.
“besok tempenya agak pendek, panjangnya 7cm dan lebar 3cm dan wajib ada telur
rebus” lanjut beliau seraya tertawa.
Setelah mereka turun
musholah, masing-masing pimpinan regu mengambil makanan yang kami bagikan
diruang kesekertariatan, lalu mereka kembali ke tenda dan makan bersama.
Sementara kami menunaikan sholat dzuhur secara berjamaah bersama bapak dan ibu
guru, setelahnya kami makan bersama dengan makanan yang dimasak oleh bu Aini,
beberapa menit sebelum waktu istirahat berakhir, tamu istimewa kami datang. Ya,
kami mengundang perwakilan Kwartir Cabang (kwarcab) Pramuka Kabupaten Sidoarjo,
Kak Wanda untuk turut memeriahkan kegiatan persami ini.
Sirine
berbunyi tanda istirahat telah berakhir. Seluruh regu kami siapkan untuk segera
berbaris dilapangan untuk mengikuti kegiatan selanjutnya, yakni kegiatan
pelatihan baris berbaris dan KIM (Kemampuan Indera Manusia) yang dipimpin
langsung oleh pak Bisri dan bu Efi, kakak-kakak penegak pun turut berkontribusi
dalam kegiatan satu ini. Dalam kegiatan baris berbaris ini adik-adik penggalang
dilatih untuk disiplin, pemeriksaan kelengkapan atribut pun juga dilakukan, dan
hasilnya masih saja ada adik-adik yang kurang memiliki kesadaran diantaranya
tidak memakai hasduk, baret, kaus kaki, dan tali. Sekitar sepuluh anak mendapat
hukuman akibat kelalaiannya, hukuman diberikan oleh kakak-kakak penegak yang
mengambil alih pimpinan, sebelumnya mereka di briefing agar tidak terjadi kontak fisik ketika memberi hukuman.
Setelah baris berbaris dibubarkan, kegiatan berlanjut dengan KIM yakni
permainan yang menggunakan panca indera yang dipimpin langsung oleh ibu Efi.
Dalam hal ini, adik-adik diharuskan menebak apa yang tersembunyi dibalik kain merah
dari baunya melalui indera penciuman. Temanya adalah TOGA, banyak yang bisa
menebak tapi tak sedikit pula yang tidak tau. Jawaban mereka menyebabkan kami
tertawa, meskipun bila seandainya kami yang disuruh menjawab belum tentu bisa
menjawabnya.
Satu jam berlalu begitu
cepat, kami pun melanjutkan kegiatan selanjutnya yakni sandi morse yang
dipimpin langsung oleh Kak Wanda. Sebelumnya kak Wanda memberikan sedikit
permainan kepada adik-adik penggalang sebelum memulai sandi morse, peluit
berbunyi menandakan sandi sudah bisa terpecahkan, “titik titik garis titik”
kata kak Wanda setelah membunyikan peluitnya. Kami serasa bernostalgia masa SD
dulu ketika mengikuti persami pertama kalinya.
Pukul 16.00, adik-adik
diberikan waktu untuk sholat ashar dan mandi dirumah teman mereka yang paling
dekat dengan lokasi persami, sementara kami menerima makanan kiriman wali murid
seperti siang tadi sebelum sholat ashar berjamaah. Setelah sholat, kami
beristirahat diruang kesekertariatan sembari menjaga makanan adik-adik dan tenda-tenda
yang banyak kosong karena ditinggal penghuninya mandi. Satu jam kemudian,
mereka kembali dan masing-masing pimpinan regu mengambil makanan untuk disantap
bersama didalam tenda.
Pukul 18.30, adik-adik
disiapkan untuk mengikuti kegiatan jelajah malam. Kegiatan wajib persami untuk
mengukur seberapa besar kekompakan mereka dan ketangguhan mereka ketika berada
di alam. Kami ditugasi berjaga di pos, sebelumnya kami diberi sedikit pembekalan
dan pembagian tugas, pos 1 dijaga oleh rekan kami Anggayana SP, Fanida Ika,
Ariani Ika, Erricha Paramitha dan Gifayatun Hazar. Sementara pos 2 dijaga oleh
Wahyu Rian Hidayat, Mukhtajuddin, Laili Ratnawati, bu Efi dan bu Anna. Lantas
dua orang rekan kami yang lain yakni Miftakhul Huda dan Agus Aprianto bertugas
menata kayu yang akan dibuat api unggun setelah jelajah malam.
Penjelajahan pun
dimulai, adik-adik berbaris rapih sesuai dengan regunya dan mulai berjalan
teratur menyusuri jalan desa, sampai di pos pertama mereka bergantian menerima
amplop berisi perintah berupa sandi morse yang harus mereka pecahkan di pos
kedua, namun mereka dilarang merusak amplopnya karena bila hal itu terjadi maka
satu regu akan mendapat sanksi. Setelah mendapat amplop mereka lagsung
melanjutkan perjalanan menuju pos dua, disana mereka membuka amplop dan memecahkan
sandi morse secara beregu. Ada salah satu regu yang kebingungan karena dalam
sandi tertulis “HAFALKAN PANCASALI” mereka bertanya pada kakak pembinanya,
ternyata memang sengaja sandi dibolak balik. Setelah morse dipecahkan, mereka
langsung mengatakan apa yang ada dimasing-masing sandi, misalnya “HAFALKAN
PANCASALI” mereka diharuskan menghafal pancasila langsung ditempat secara
bersama-sama, lalu pemimpin regu menyiapkan kembali pasukannya untuk segera
melanjutkan perjalanan menuju lokasi perkemahan.
Puncak acara pun segera
dimulai, yakni api unggun dan pentas seni. Setelah ini, pendiri pramuka dunia,
Lord Robert Baden Powell mendatangi lokasi perkemahan kami untuk memantau
jalannya persami SDN Boro. Dalam hitungan 3,2,1...Miftakhul Huda meluncurkan
bola api dari atas pohon yang telah diikat dengan kawat hingga bola api
tersebut turun menuju kayu yang telah disiram dengan minyak tanah. Tepuk tangan
yang riuh menggelegar ketika kayu mulai terbakar dan api unggun menyala.
Adik-adik penggalang peserta persami duduk melingkari api unggun yang membara
seperti semangat mereka.
Sesaat kemudian, mereka menutup mata untuk menyambut
bapak pramuka, Lord Robert Baden Powell yang kami kawal dari ruang guru menuju
lingkaran api unggun. Ketika mereka membuka mata, tawa kembali terpecah ketika
tau Baden Powell ternyata hanya “KW” yang mana diperankan oleh bpk Markuat yang
merupakan petugas kebersihan SDN Boro, tingkahnya yang polos karena tak tau apa
yang akan ia lakukan semakin mengundang tawa kami. Setelah itu satu persatu
persembahan ditampilkan, pertama persembahan dari adik-adik kelas 1 SDN Boro
yang menampilkan pertunjukan dance
dilanjutkan dengan pertunjukan panthomim
yang diperagakan oleh adik Rizki pimpinan regu kobra yang menampilkan gambaran
kenakalan remaja yang terbelenggu oleh kekejaman narkoba, dengan tingkah
konyolnya kami dibuat tertawa terbahak-bahak olehnya. Lalu berlanjut penampilan
dancer-dancer cilik yang tak lain
adalah kakak-kakak penegak yang juga alumni SDN Boro, kamipun ikut bergoyang dan
terakhir pentas seni drama kolosal yang diperankan oleh adik-adik kelas 6.
Seluruh hiburan telah
ditampilkan, kini saatnya renungan malam yang akan merubah suasana riang
menjadi suasana haru yang bahkan sangat menyedihkan. Kak Wanda memimpin
renungan malam dengan suara lantang yang membuat kami semua bergetar, dua anak
dari regu melati dan regu semut yakni Rifki dan Grace dipanggil ke depan, bukan
karena mereka disuruh melakukan sesuatu, melainkan mereka dihukum karena
tuduhan tidak mengikuti rangkaian kegiatan dan ramai sendiri disela renungan
malam. Keduanya pun bingung, padahal mereka tidak melakukan seperti apa yang
dituduhkan, mereka hanya bisa diam menurut. Kak Wanda dalam orasinya
mengingatkan kembali tentang segala dosa dan kesalahan kita semua, terhadap
orang tua, terhadap guru, dan terhadap sesama teman. Kami dibuatnya menangis
menyadari akan banyaknya dosa-dosa yang kami miliki, besarnya kesalahan kami
yang belum sempat kami lebur. Semuanya meneteskan air mata tak terkecuali kami.
Kedua anak yang dihukum didekatkan dengan api unggun “gimana rasanya ?!! panas
?!! segini aja panas gimana dengan api neraka ?!!” bentak kak Wanda dengan
suara keras. Membuat kedua anak itu menangis semakin menjadi, tak lama kemudian
“happy birthday to you...happy birthday to you..” nyanyian selamat ulang tahun
terdengar dari kejauhan yang ternyata dari para guru untuk kedua anak yang tadi
dimarahi habis habisan. Ternyata semua ini hanya skenario yang direncanakan,
Rifki dan Grace dari tadi hanya dikerjai karena hari ini adalah hari ulang
tahun mereka berdua. Keduanya pun tersenyum meskipun mereka masih menangis,
kebahagiaan dan haru menyelimuti perasaan mereka ketika bu Aini, bu Efi, bu
Anna, bu Dewi, pak Ismanu, pak Bisri satu persatu mengucapkan selamat dan
memberi hadiah pada mereka.
Setelah itu, giliran
kami menyampaikan sepatah kata perpisahan. Kini benar-benar suasana haru yang
kami rasakan, rasanya berat untuk menyampaikan berpisah apalagi keakraban kami
dengan seluruh siswa dan kekeluargaan dengan para guru yang semakin erat
membuat kami enggan meninggalkan sekolah yang telah mewadahi kami untuk
berkarya selama tiga bulan terakhir. Kami bergandengan tangan dengan erat
seolah tak ingin berpisah, rekan kami Mukhtajudin menyampaikan permintaan maaf
dan mengungkapkan terima kasih yang tak terbatas bagi pihak SDN Boro yang telah
menerima kami melaksanakan program kerja KKN, semuanya hanyut terbawa suasana
haru, terdengar suara tangisan yang kian mengeras dari berbagai sudut, lalu
masing-masing dari kami menyampaikan pesan-pesan terakhir bagi siswa-siswi SDN
Boro.
Setelah itu kami bersalam-salaman dengan para guru yang membuat kami
semakin tak bisa menahan tangis tak terkecuali para guru yang kami pamiti, kami
dipeluk dan dibelai khas belaian orang tua kepada anak-anaknya. Lalu kami
berbaris disalami Siswa-Siswi SDN Boro peserta persami, tak sedikit yang
memeluk kami sambil menangis sejenak bersandar dalam pelukan kami menikmati
detik-detik perpisahan yang sebenarnya berat ini. Kami tak menyangka betapa
besar rasa sayang mereka kepada kami.
Setelah itu, sekitar
jam 23.30 seluruh peserta persami dipersilahkan kembali ke tenda masing-masing
untuk beristirahat. Jam 1.00 dini hari kami para laki-laki berkeliling dan
memantau setiap tenda untuk memastikan bahwa samuanya telah tidur karena
kegiatan masih berlanjut pagi nanti. Ternyata masih ada beberapa anak yang belum
tidur, ada yang bersenda gurau dengan temannya, bahkan ada yang merebus air
untuk minum minuman hangat. Kami pun mengingatkan mereka agar setelah itu
langsung tidur. Setelah semuanya tidur, kami memasuki satu persatu tenda untuk
memotret wajah-wajah lucu mereka sewaktu tidur sebagai kenang-kenangan.
Minggu, 28 September 2014.
Adzan subuh
berkumandang, kami membangunkan adik-adik penggalang agar segera mengambil
wudlu sebelum sholat subuh berjamaah. Setelah sholat subuh kami
berkumpul ke lapangan untuk berolah raga dengan senam gembira yang dipimpin
oleh kak Wanda, chicken dance adalah
gerakan senam favorit kami, tawa terpecah ketika kak Wanda memperagakan
gerakan-gerakan pok-pok ayam, kami pun mengikutinya dengan riang gembira.
Lalu kak Wanda kembali memberikan
permainan seru, diantaranya adalah lingkaran besar, lingkaran kecil, ayam dan
musang dan tupai dan pohon. Semuanya sangat menyenangkan, kami juga turut serta
dalam permainan-permainan itu.
Sekitar jam 7.30. kami
istirahat sejenak sambil menerima makanan dari wali murid dan menatanya
berdasar regu di ruang kesekertariatan sementara para peserta persami
membersihkan tenda dari sampah-sampah dan membuangnya dilahan pembuangan sampah
yang berada dibelakang perpustakaan. Lalu masing-masing pimpinan regu mengambil
makanan dan kemudian makan bersama di tenda, lalu kami juga sarapan bersama
para guru diruang kesekertariatan. Setelah makan, seluruh peserta persami diperintahkan
membongkar tenda dan merapikannya lalu mereka disiapkan untuk mengikuti upacara
penutupan persami.
Upacara kembali
dipimpin oleh adik M.Hamza dan kak Wanda sebagai pembina upacara yang ditunjuk.
Upacara berjalan khidmat selama 30 menit, kak Wanda dalam amanatnya berpesan
agar setelah persami ini seluruh peserta dapat merubah sikap kekanakan menjadi
pribadi yang mandiri, tegas, bertanggung jawab dan saling menghormati sesuai
dasa dharma pramuka. Setelah itu dilanjutkan dengan pengumuman regu tergiat
yang dimenangkan oleh regu kenanga pimpinan adik Agnes Angela Brigita dan (PI)
dan regu semut yang dipimpin oleh adik Rifki (PA). Keduanya mendapat
penghargaan langsung dari bu Efi
Ambar Pertiwi.
Setelah upacara
dibubarkan, adik-adik peserta persami bersama kami dan para guru serta
adik-adik penegak berfoto bersama sebelum akhirnya mereka diizinkan pulang.
Banyak yang langsung pulang, banyak juga yang menunggu jemputan. Sesaat
kemudian, banyak wali murid yang menjemput anaknya yang sebagian besar membawa
barang bawaan overload. Tak sedikit
wali murid yang mendatangi ruang kesekrtariatan untuk sekedar menemui kami
karena ingin tau siapa yang selama ini membina anaknya selama dipersami dan
selama berkegiatan disekolah. Salah satunya adalah ibu Ima, orang tua dari
salah satu siswa kelas 6 Aulia Nichmah Syamsiah yang mengundang kami untuk
bersilaturahmi di kediaman beliau karena beliau banyak mendengar cerita dari
anaknya tentang kami. Setelah itu kami langsung menata ruang kelas yang kami
pergunakan sebagai ruang kesekertariatan karena keesokan harinya digunakan
untuk kegiatan belajar mengajar. Lalu kami berpamitan kepada para guru yang
masih stay disekolah untuk pulang
kerumah masing-masing.
Demikian hasil kegiatan
kami pada minggu keempat bulan September yang dapat kami laporkan, narasi ini
merupakan laporan penutup dan postingan terakhir kami karena seluruh kegiatan
yang ada dalam susunan program kerja KKN Sapta Posdaya telah terlaksana dan
berjalan sebagaimana mestinya. Sebelum kalimat penutup terucap, kami
mengucapkan terima kasih yang tak terbatas kepada :
1. 1. Kepala
Desa Boro, Drs.H.Ainuri.
Berkat izin beliau, kami dapat
memasuki dan mengeksplor desa Boro secara lebih luas sebelum akhirnya memilih
lokasi KKN, dan dukungan beliau terhadap rangkaian program kerja kami yang
secara tidak langsung melibatkan warga desa Boro yang merupakan tanggung jawab
beliau sebagai pemimpin tertinggi di desa Boro.
2. 2. Kepala
Sekolah SDN Boro, Drs.Sulaiman.
Atas berkenannya beliau menerima
kami dengan tangan terbuka di lingkungan sekolah SDN Boro untuk mengabdi selama
tiga bulan terakhir sejak Juli hingga akhir September dan atas dukungan penuh
beliau tentang program kerja kami demi tercapainya program KPJAS secara
berkelanjutan.
3. 3. Staf
dewan guru SDN Boro :
· Ibu
Dewi Ikhda M, S.Psi -
Unit Perpustakaan
· Ibu
Endang Yusti - Unit Tata Usaha
· Ibu
Ummu Aini, S.Pd PAUD - Guru Kelas 1
· Ibu
Hartini, S.Pd - Guru Kelas 2
· Ibu
Tika, S.Pd -
Guru Kelas 3
· Ibu
Ida, S.Pd - Guru Kelas 4
· Ibu
Efi Ambar Pertiwi, S.Pd - Guru Kelas 5A
· Ibu
Anna, S.Pd - Guru Kelas 5B
· Bpk
Kuswandi, S.Pd - Guru Kelas 6A
· Bpk
H.M.Ismanu, S.Pd - Guru Kelas 6B
· Bpk
Sukamto, S.Pd - Guru Olah Raga dan Kesehatan
· Bpk
Hasan Bisri, S.Pd - Guru P.A.I &
Pembina Pramuka
Atas
dukungan yang diberikan baik berupa moriil maupun materiil, kasih sayang, dan
seluruh hal yang tidak kami dapat dimanapun, tanpa beliau-beliau tak ada
keistimewaan selama perjalanan kami mengabdi.
4. 4. Tukang
Kebun SDN Boro, Bpk Markuat.
Atas bantuan tenaga yang beliau
berikan dengan ikhlas selama kami mengadakan kegiatan di lingkungan sekolah
yang merupakan lingkungan tanggung jawab beliau.
5. 5. Seluruh
pihak yang telah membantu kami dalam melancarkan seluruh rangkaian kegiatan
kami selama tiga bulan terakhir ini, tetangga lingkungan sekolah, adik-adik
siswa SDN Boro, Nur Fitriah Zumroti kelompok 4, Kelompok 8 “solid” dan kelompok
48.
6. 6. Dosen
Pembimbing Lapangan, Ibu Isnaini Rodiyah, M.Si
Atas segala bimbingan, arahan,
nasihat, wejangan dan doa yang senantiasa beliau berikan kepada kami agar kami
selalu sehat dalam bersaing, kompak, menjadi tim terbaik dari yang terbaik,
bekerja dengan ikhlas demi pengabdian kepada masyarakat.
7. 7. Tim
Monitoring dan Evaluasi, Ibu Prof.DR.Ir.Hj.Andriani Eko, M.S
Atas segala arahan dan nasihat positif yang
senantiasa beliau ucapkan selama memonitoring kami dilokasi yang dapat kami
ambil sebagai pedoman dan pembelajaran selama berkegiatan.
8.Terakhir, tak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada Tim LPPM UMSIDA selaku panita penyelenggara KKN-T POSDAYA 2014.
Kami akan merindukan semua itu, suasana kekeluargaan
yang hangat, suasana kompak bekerja secara tim, suasana persaudaraan...
semuanya...
Cerewetnya bu Aini, keibuannya bu Efi, diamnya pak
Ismanu, ramahnya pak Bisri, candaan pak Kamto....semuanya... keluarga besar SDN Boro, Tanggulangin.
Perpisahan ini bukanlah tanda putusnya silaturahmi.
Silaturahmi akan selalu erat diantara kami. Amin.
Kami Sapta Posdaya mengucapkan mohon maaf atas
segala kekurangan dan kesalahan yang mungkin kami lakukan secara sengaja maupun
tidak selama tiga bulan ini. Akhir kata, kami ucapkan Salam Sapta !!
Wassalamualaikum warohmah wabarokah.